Bahayakah Penyakit Flu Burung ?

Penyakit Flu burung merupakan penyakit unggas yang disebabkan oleh virus influenza. Virus flu burung ini menular secara secara alami di antara unggas-ungas tersebut. Burung liar yang ada di dunia ini yang terinfeksi flu burung akan membawa virus tersebut didalam usus mereka, tetapi biasanya para burung tersebut tidak menunjukkan gejala sakit. Namun, flu burung ini sangat menular di antara burung dan dapat membuat beberapa unggas peliharaan menjadi sakit dan mati, termasuk ayam, bebek, dan kalkun.
gambar vaksinasi flu burung
Gambar Vaksinasi Flu Burung
Dahulu kala virus flu burung ini tidak menginfeksi manusia, namun saat ini seiring dengan adanya mutasi virus H5N1, manusia dapat terserang dan terinfeksi flu burung. Di Indonesia sendiri berdasarkan hasil laporan rumah sakit sudah beberapa yang terinfeksi dan meninggal.
Flu Burung ada 15 subtipe yang berbeda dan beberapa subtipe telah diisolasi dari burung peliharaan seperti burung parkit, burung nuri, burung kakatua, dan burung kutilang.
Apakah yang dimaksud dengan virus flu burung tipe A (H5N1)?
Merupakan virus influenza A atau yang biasa disebut juga virus H5N1. Virus ini pertama kali diisolasi dari burung (dara) di Afrika Selatan pada tahun 1961. Seperti semua virus flu burung, virus H5N1 menyebar di antara burung-burung di seluruh dunia dan sangat menular di antara burung-burung tersebut serta menimbulkan kematian pada burung tersebut.
Bagaimana penyebaran flu burung ?
Unggas yang terinfeksi virus flu burung memiliki virus di dalam air liur unggas tersebut, di sekresi hidung juga terdapat virus flu burung, dan di kotoran unggas tersebut. Unggas jenis ayam, burung, bebek, entok sangat rentan terinfeksi flu burng ketika mereka melakukan kontak dengan ekskresi yang terkontaminasi atau permukaan yang terkontaminasi dengan virus flu burng. Sedangkan pada manusia, hal ini diyakini bahwa sebagian besar kasus infeksi flu burung pada manusia disebabkan oleh kontak dengan unggas yang terinfeksi atau permukaan yang terkontaminasi virus H5N1.
Apa risiko flu burung terhadap manusia?
Resiko dari flu burung umumnya rendah bagi kebanyakan orang karena virus terjadi terutama di antara unggas seperti burung dara, ayam broiler, ayam petelur, ayam kampung, bebek, entok dan jenis burung lainnya. Virus Flu Burung ini biasanya tidak menginfeksi manusia. Namun, selama wabah flu burung yang terjadi pada unggas (ayam peliharaan, itik, kalkun, burung dara), ada peningkatan risiko terjadi penularan terhadap manusia, kemungkinan penularan itu terjadi pada orang-orang yang memiliki kontak dengan unggas yang terinfeksi atau permukaan yang telah terkontaminasi dengan ekskresi dari burung yang terinfeksi.
Wabah flu burung saat A (H5N1) pada unggas di Asia termasuk Indonesia adalah contoh kasus dari wabah flu burung yang telah menyebabkan infeksi pada manusia dan mampu menyebabkan kematian pada manusia. Dalam situasi seperti itu, orang harus menghindari kontak dengan unggas yang terinfeksi atau permukaan yang terkontaminasi, dan harus berhati-hati ketika menangani dan memasak unggas.
Apa saja gejala flu burung pada manusia?
Gejala flu burung pada manusia hampir mirip dengan gejala flu biasa yaitu demam, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, infeksi pada mata, pneumonia atau radang paru-paru, penyakit pernafasan yang parah (seperti gangguan pernapasan akut), dan komplikasi penyakit yang parah dan mengancam jiwa manusia . Gejala flu burung mungkin tergantung pada virus mana yang menyebabkan infeksi.
Bagaimana flu burung pada manusia diobati?
Studi menunjukkan bahwa obat-obatan resep seperti tamiflu dll telah disetujui untuk pengobatan virus flu manusia, obat flu tersebut akan bekerja dalam mencegah infeksi flu burung pada manusia. Namun, virus flu dapat menjadi resisten terhadap obat-obatan, sehingga obat-obat ini mungkin suatu saat tidak akan efektif lagi, seiring dengan cepatnya mutasi virus H5N1 ini.
Sejarah munculnya flu burung didunia dan bagaimana penyakit itu bisa menyebar?
Dimulai pada akhir Juni 2004, wabah baru yang mematikan yang terjadi di hewan jenis unggas telah muncul yaitu Infeksi influenza (H5N1) telah dilaporkan oleh beberapa negara di Asia, seperti negara: Kamboja, Cina, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Sejak saat itu telah diidentifikasi di bagian lain di Asia, Eropa, dan Afrika.
Ada 271 kasus flu burung pada manusia tipe A (H5N1), yang mengakibatkan 57 kematian telah dilaporkan pada Januari 2004 sampai 3 Februari 2007. Virus flu burung tipe A (H5N1) ini bersifa epizootic di Asia dan diperkirakan tidak akan berkurang secara signifikan dalam jangka waktu yang pendek. Kemungkinan bahwa infeksi H5N1 di antara burung-burung telah menjadi endemik ke wilayah tersebut dan bahwa infeksi pada manusia akan terus terjadi.
Sejauh ini, tidak ada laporan tentang penularan dari manusia ke manusia yang berkelanjutan dari virus H5N1 yang ada hanya dalam satu keluarga atau klan, namun, wabah di Asia merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang penting. Jika virus H5N1 memperoleh kemampuan untuk melakukan transmisi yang efisien dan berkelanjutan pada manusia, ada sedikit kekebalan alami yang didapat pada paparan virus sebelumnya di sedikit populasi manusia, dan yang terjadi selanjutnya adalah terjadinya pandemi influenza yang menyebabkan tingginya tingkat penyakit flu burung dan kematian pada manusia secepat dan setinggi pada kematian unggas pada saat ini. Selain itu, urutan genetik dari sampel virus influenza A (H5N1) dari kasus manusia di Vietnam dan Thailand menunjukkan adanya resistensi obat antivirus seperti amantadine dan rimantadine, dua obat antivirus tersebut merupakan obat yang biasa digunakan untuk pengobatan influenza. Sehingga saat ini hanya ada dua jenis obat antivirus yang tersisa dan masih efektif untuk melawan virus flu burung yaitu oseltamivir dan zanamivir.
Hal tersebut memberikan alasan lebih lanjut tentang mengapa kita sangat khawatir terhadap flu burung ini. Perkembangan virus H5N1, baru-baru ini menunjukkan bahwa saat ini telah beredar strain virus H5 menjadi lebih mampu menyebabkan penyakit (patogen) untuk mamalia dari virus H5 sebelumnya dan menjadi lebih luas, bukan hanya terjadi pada burung dan ayam di wilayah tersebut melainkan telah terjadi pada bebek seperti yang terjadi di daerah Brebes dan daerah Indonesia lainnya. Laporan terakhir bahwa bebek-bebek tersebut mati karena terinfeksi virus flu burung atau H5N1. Padahal sebelumnya bebek-bebek tersebut lebih tahan dalam menghadapi flu burung dan bebek dahulunya bertindak sebagai hewan carrier atau hewan penular ke unggas jenis ayam. Hal ini memiliki implikasi bahwa peran bebek memiliki potensi menularkan penyakit flu burung ke unggas lainnya dan mungkin bagi manusia juga. Selain itu, temuan lainnya telah didokumentasikan bahwa infeksi H5 telah terjadi di hewan babi yaitu di negara Cina dan infeksi H5 pada kucing (uji eksperimental pada kucing peliharaan di Belanda dan isolasi virus H5N1 dari harimau dan macan tutul yang terinfeksi di Thailand), hal tersebut menunjukkan bahwa kucing bisa menjadi tuan rumah / carrier atau bisa menularkan penyakit pada hewan lain atau manusia.



0 komentar:

Post a Comment

Support : DMCA Protection | Penyakit Hewan
Copyright © 2013. PENYAKIT HEWAN - All Rights Reserved
Kontak Kami
Template Modify by PENYAKIT HEWAN
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger